Senin, 18 April 2011

Masyarakat Sabang Demo Tuntut Pembubaran LDII * Tokoh LDII Membantah Tuduhan Sesat Sabang

 Mon, Apr 18th 2011, 10:43
 Masyarakat Sabang Demo Tuntut Pembubaran LDII 
 Tokoh LDII Membantah Tuduhan Sesat Sabang 

Sejumlah pengunjukrasa saling dorong dengan aparat Polres Sabang, Minggu (17/4) saat menggelar aksi di pintu masuk Lembaga Dahwah Islam Indnesia (LDII), Jurong Blang Tunong, Kampung Balohan, Kecamatan Suka jaya, Sabang. Massa menuntut LDII Sabang dibubarkan karena diangga sesat. SERAMBI/GUNAWAN 


SABANG - Massa dari berbagai kawasan di Kota Sabang, Minggu (17/4) menggelar aksi damai di depan pintu masuk Markas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Desa Balohan, Kecamatan Suka Jaya. Mereka menuntut pemerintah dan MPU membubarkan lembaga dakwah yang mereka nilai sesat tersebut.

Massa dalam jumlah besar itu terlihat berdatangan sejak pukul 09.00 WIB, sesaat setelah hujan deras mengguyur Pulau Weh. Mereka datang menggunakan puluhan sepeda motor, beberapa truk, dan L-300. Koordinator aksi menggelar orasi di sekitar kebun salak Jurong Blang Tunong yang merupakan lokasi LDII Sabang.

LDII selain diklaim sesat, masyarakat juga menilai, jemaah LDII cenderung tertutup dan kurang bersosialisasi dengan masyarakat. Namun tuduhan tersebut dibantah oleh seorang tokoh muda LDII, Agus Halim Aziz SE SK MH.

“Kami menolak disebut sesat, karena kami melaksanakan perintah agama sebagaimana tuntunan Alquran dan hadits,” kata Agus Halim. Wakil Wali Kota Sabang Islamuddin bersama Kapolres dan Dandim, kemarin hadir menenangkan massa.Wakil Walikota Sabang, berjanji pihaknya akan berkoordinsi dengan Pemerintah Aceh dan MPU.

“Kita tak boleh gegabah mengambil keputusan karena pihak provinsi lebih berwenang. Saya berterima kasih kepada massa karena tak anarkis. Kita berharap mereka tetap tenang sembari menunggu keputusan dari MPU Aceh,” ujar Islamuddin.

Tgk Darmawi, koordinator massa, menuntut agar pemerintah dan MPU membubarkan LDII. Mereka memberi waktu kepada Pemko Sabang hingga Kamis 20 April 2011 untuk menindaklanjutinya, Jika tak digubris, mereka mengancam akan kembali menggelar aksi dengan jumlah massa yang lebih besar.

Menolak disebut sesat
Tokoh LDII, Agus Halim Aziz SE SK MH menanggapi aksi itu, menyatakan pihaknya menolak disebut sesat. Bahwa selama ini tak semua jemaah bersosialisasi dengan warga sekitar, tapi ajaran mereka tetap mengakui Nabi Muhammad saw, melaksanakan shalat lima waktu dan ibadah lainnya sebagaimana yang diajarkan Alquran dan hadits.

“LDII Sabang tidak sesat. Kami hanya sebuah organisasi yang bertujuan baik untuk masyarakat. Untuk dapat dinyatakan sesat kan ada mekanismenya melalui fatwa MPU. Jadi yang mereka tuduhkan itu tak benar. Saya harap aksi mereka tak disebabkan unsur politis. Kita ambil hikmahnya saja, mungkin dengan kejadian ini warga saling megenal dengan kita yang selama ini dinilai kurang bersosialisasi,” katanya.

Agus juga membantah informasi yang menyebutkan orang selain jemaah LDII adalah kafir dan jika masuk ke tempat mereka maka bekasnya harus disamak. Begitu pun cara mengumandangkan azan yang dituduhkan menyimpang juga dibantah. “Kami juga membantah tuduhan yang menyebut kami melaksanakan shalat Jumat hanya dengan jemaah sendiri. Saya sendiri pernah shalat di Masjid Raya Baiturrahman disaksikan sejumlah pejabat Aceh,” kata Agus Halim.

Menurut Agus, aksi massa tersebut lebih disebabkan karena salah sangka. LDII sudah berdiri sejak puluhan tahun, tak pernah dinyatakan oleh MPU sebagai aliran sesat, bahkan Musda LDII di Banda Aceh juga dihadiri sejumlah ulama Aceh. “Saya berharap masyarakat bisa memahaminya. Jika pun mungkin dianggap ada sedikit perbedaan, mari kita saling mengingatkan melalui dialog. Sikapi dengan kepala dingin dengan senantiasa berpedoman pada Alquran dan hadits,” kata Agus Halim.(gun)

Tidak ada komentar: